Tanggal 12 oktober 2011 adalah hari menggelindingnya aku bersama anak batitaku dari sepeda motor. Hah!....ya, hari ini aku di seruduk truk dari arah kanan, tak pelak jatuhlah aku dr sepeda motor. Untung saja truk berjalan lambat karena kami sedang berada di lingkungan jalan perumahan. Sang truk tidak memberi kode lampu bila hendak belok ke kiri. Siapa yang salah? Ya sudahlah tdk usah diperpanjang. Yang ada dalam pikiranku saat kejadian yang aku terima hari itu adalah " inilah rencana Allah buatku" dan aku ridho menerimanya.
Untunglah kami tdk mengalami luka yang berdarah-darah. Hanya luka lecet di kepala anakku dan memar di kakiku. Sepeda motorpun tdk terlalu mengalami kerusakan parah, hanya setir yg agak menceng.
Alhasil hari ini aku harus ke bengkel dulu sebelum ke surabaya spt rencana semula. Maka dtglah aku ke bengkel terdekat tempat biasa aku berlangganan servis. Setelah motor aku parkir dan aku mencari tempat duduk, aku amati satu persatu tenaga teknis servis kok beda dr biasanya, termasuk pegawai recepcionistnya. Tak ada satupun yang aku kenal wajahnya. Rupanya bengkel ini sdh berganti pemilik, pikirku dalam hati.
Sebenarnya hari itu tdk terlalu banyak motor yang diservis di tempat itu, tapi kenapa aku antri begitu lama. Aku amati para tenaga teknis bekerja, ealah...ternyata...mereka kerja sambil menerima telpon dan sms. Sungguh pemandangan yg tdk menyenangkan. Padahal bayanganku, aku bisa mengejar jam 11 untuk jenjian ketemu dg org di surabaya, tp hingga jam 10 motorku belum juga dipegang. Hmm, ya sudahlah "sabar" dalam hatiku. Inilah rupanya potret ketidakprofesionalan kinerja pelayanan servis di negara kita. Seharusnya ada peraturan bahwa tenaga servis dilarang membawa hp saat bekerja. Bagaimana jika ada telpon penting? Ya kan bisa telp ke kantor saja.
Akhirnya motor selesai diservis jam 12.00. Dan aku batal ke surabaya krn sudah bentrok dengan jadwal menjemput anak sulungku pulang sekolah.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
