Sabtu, 29 Januari 2011

Membangun Bisnis Profit tanpa RIBA

Selamat tinggal Kartu Kredit
Bagaimana caranya memulai usaha bersih tanpa hutang, tanpa kredit bank, tanpa riba, tanpa menggadaikan apapun, tanpa tipu-menipu? Yang pasti berkah dan tidak beresiko terhadap kelangsungan bisnis.
Pelajaran yang saya dapatkan dari Bapak H Heppy Trenggono M kom, Bangkrut 62 Milyar dan dalam 4 tahun asetnya 4 trilyun tanpa riba. Subhanallah...
Dana tidak hanya diperlukan pada saat memulai usaha saja, tapi juga kadang pada saat pengembangan atau pembiayaan proyek2.

Selasa, 25 Januari 2011

Hukum RIBA dan bahayanya

RIBA telah dikatakan Alquran dan hadits haram hukumnya. Tetap haram walau bagaimana dan dimanapun serta apapun alasannya. Memang yang hukumnya haram itu, terkadang dapat dipakai karena keadaan sudah amat darurat, seperti kita makan bangkai babi sedang kita di tengah lautan dan sudah amat lapar sementara makanan lain tidak ada sama sekali.

Walaupun hukum makan bangkai, apalagi bangkai babi hukum tetap haram, cuma dimaafkan karena darurat itu. Demikian juga dengan riba. Rasulullah saw bersabda, “Allah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja”. (HR. Muslim dan Ahmad).


Sabtu, 22 Januari 2011

6 Kesalahan BESAR dalam Bisnis

Dari seratus perusahaan yang berdiri 50% diantaranya jatuh pada tahun kedua, 80% hilang pada tahun kelima dan 96% tidak bisa merayakan ulang tahun yang kesepuluh. Hanya 4% saja yang bisa lolos menjadi bisnis yang kuat.   Mengapa? Karena ternyata banyak pebisnis yang melakukan kesalahan di dalam bisnisnya. “Para pebisnis itu mengira apa yang mereka lakukan itu yang akan membuat bisnisnya bertumbuh dan kuat, tetapi sebaliknya itulah yang membuat bisnisnya tutup,” kata Presiden IIBF, Heppy Trenggono di depan 246 peserta workshop “How to Be Debt Free” di hotel Savoy Homann, Bandung, Jawa Barat (15/01/2011).
 

Rabu, 19 Januari 2011

Saatnya workshop : 2 day on "HOW TO BE DEBT FREE"

Bandung, tanggal 15 Januari 2011, pagi tepat pukul 07.00 WIB saya dan suami berangkat dari hotel Achino, tempat kami menginap menuju hotel Savoy Homman di Jalan Asia Afrika. Sesampai di hotel rupanya waktu masih terlalu pagi, atas saran teman kami sempatkan untuk menemui tim IIBF yang telah berbaik hati mengundang kami dalam acara ini. Bergegas kami berdua menuju hotel Preanger ( lokasi berada di depan hotel savoy) tempat tim IIBF menginap. Setiba di tempat kami ditemui dan disambut hangat oleh pak Aswandi (yang ternyata dikenal sebagai sekjen IIBF).

Rabu, 12 Januari 2011

Mengenal IIBF

Di tengah permasalahan yang sedang saya hadapi mengenai usaha yang  mengalami penurunan  yang berimbas pada sulitnya pembayaran tagihan kredit bank, saya menemukan sebuah web IIBF yang merupakan singkatan dari Indonesian Islamic Bussines Forum. Disitu saya menemukan sebuah file audio yang disampaikan oleh bapak Happy Trenggono, presiden IIBF dengan judul "How to be Debt Free". Saya download dan saya dengarkan dengan seksama. Subhanallah... sungguh luar biasa, sebuah pengalaman yang bisa memotivasi dan menginspirasi perubahan pada seorang pengusaha muslim. Sebuah paradigma dan konsep sederhana tapi bisa membuat sosok pengusaha menjadi kuat secara personal. Dan Astaghfirullah.... ternyata selama ini usaha saya bergelut dengan RIBA. Allah melaknat dan mengharamkan, usaha apapun yang bila di dalamnya berputar uang RIBA, pasti jatuh..pasti jatuh !!!, itu yang selalu ditegaskan dalam audio pak Happy.

Selasa, 11 Januari 2011

Propolis dari Melianature untuk penyembuhan

Propolis adalah substrak getah yang keluar dari tunas daun dan kulit batang tumbuhan yang menghasilkan getah, yang dikumpulkan oleh lebah madu. Lebah kemudian mencampurkannya dengan zat yang disekresi dari kelenjar air liur lebah.
Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuhan atau pucuk daun muda dan kulit pohon terutama pohon poplar lalu dicampurkan dengan air liurnya, yang digunakan untuk menambal lubang dan melapisi sel sel dalam sarang lebah yang bermanfaat untuk melindungi sarang dan larva dari serangan bakteri, virus, jamur dan musuh-musih lebah lainnya. Dengan propolis maka sarang lebah menjadi sangat steril bahkan disebutkan sebagai ruangan paling steril di dunia.

Senin, 10 Januari 2011

Jangan Takut Menghadapi Debt Collector Kartu Kredit

Apabila Anda terpaksa harus berhadapan dengan debt collector kartu kredit, ada dua hal yang harus Anda ingat. Pertama, persoalan utang piutang berada pada ranah hukum perdata, artinya tidak ada sanksi hukuman badan bagi Anda apabila tidak sanggup membayar cicilan kartu kredit Anda. Kedua, tidak ada barang sesuatu pun yang Anda jaminkan untuk mendapat fasilitas ini, artinya pihak bank penerbit kartu kredit Anda tidak dapat dengan serta merta menyita asset Anda.
Terdapat dua strategi debt collector kartu kredit yang kerap digunakan untuk menekan Anda. Pertama, debt collector kartu kredit memanfaatkan “rasa malu” Anda. Debt collector akan berusaha mempermalukan Anda, baik di rumah maupun di kantor Anda.
Dia akan berbicara keras-keras bahwa Anda menunggak hutang, hingga Anda merasa malu dengan tetangga atau kolega di kantor. Strategi kedua, debt collector akan menakut-nakuti Anda dengan berbagai macam bentuk intimidasi. Mungkin dia akan mengeluarkan ancaman untuk melukai Anda secara fisik, atau bahkan mengancam akan membunuh Anda.

Senin, 03 Januari 2011

Ketika masalah itu datang...

Hutang memang seolah tidak pernah terlepas dari sebuah kegiatan usaha. Pengusaha pemula dengan semangat optimisme yang tinggi sering memanfaatkan kredit bank sebagai modal usaha. Dan saya tidak memungkiri  bahwa saya adalah salah satu pelaku usaha yang memanfaatkan kredit bank sebagai modal usaha. Jika kilas balik ke belakang,  saya memulai usaha sejak tahun 2000, awal usaha saya adalah mangelola usaha perdagangan computer retail, hardware, software milik seorang teman, hingga tahun 2003 aku dan suami membuka usaha kami sendiri. Dari situlah awal saya mengenal kredit bank, baik KTA atau kartu kredit. Awalnya 1 KTA dan 1 Kartu kredit. Usaha kami berkembang, kredit bank kami nilai sangat membantu perkembangan usaha dan kehidupan saya. Dengan reputasi pembayaran yang baik, bagai virus, bank2 lain berdatangan untuk menawarkan kreditnya pada saya. Kredit2 tersebut saya  ambil guna mengembangkan usaha dan menambah cashflow perputaran usaha. Di akhir tahun 2006, suami mengembangkan usaha dibidang AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). Rupanya bank mamantau terus perkembangan kami  dan terus memberikan kepercayaan dengan menaikkan limit kredit kami. Seolah begitu mudah dan dimudahkan saya mendapatkan kredit bank. Dan di Awal tahun 2008 saya memutuskan untuk berhenti bekerja yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Suami menghandle  semua usaha di luar rumah dan saya berencana untuk berbisnis di rumah. Dengan niat ingin lebih memperhatikan anak di rumah, saya memulai usaha di bidang sandal karakter. Alhamdulillah, usaha berkembang dan suamipun terjun membantu usaha kami, khususnya dlm produksi. Berkembangnya usaha tentu membuat pendapatan kami semakin bertambah. Tapi dalam pikiran saya sama sekali tidak terpikir (bahkan terbersitpun tidak) untuk menutup hutang2 saya di bank. Saya seolah semakin berambisi untuk lebih mengembangkan bisnis. Saya semakin berani untuk mengambil kredit bank yang lebih besar lagi. Tanpa saya sadari saya sudah mengambil resiko yang begitu besar. Saya hanya berpikir positif dan optimis bahwa selama saya action dan tidak berhenti usaha, pembayaran kredit akan terus berjalan normal, lancarlah pokoknya….
Mungkin pemikiran saya ini banyak pula dialami oleh para pelaku usaha lainnya. Jadi perkembangan usaha bukannya membuat hutang kita semakin berkurang, tapi justru kita makin berambisi, makin berani untuk menciptakan hutang baru. Astaghfirullah….
Dan pemikiran optimis sayapun tidak berjalan sebagaimana skenario yang saya inginkan, musibah itu datang, akhir tahun lalu (2010) usaha kami mengalami penurunan yang sangat drastis, hingga salah satu unit produksi harus berhenti secara total. Masalahpun mulai muncul, saya mulai kesulitan dalam pembayaran kewajiban ke pihak bank. Yah..saya bermasalah dengan hutang….
Saya mulai mencari informasi dari teman2, dari buku2 dan dari internet tentang bagaimana menghadapi bank jika terjadi kredit macet.  Banyak informasi yang saya dapat, semua saya baca dan saya pelajari guna mempersiapkan mental saya saat benar2 saya harus menghadapi nya. Seolah mendapat tuntunan saya menemukan link yang membawaku pada sebuah website yang berjudul IIBF. Cerita akan berlanjut pada posting berikutnya ya, dah nguantuk banget nih….

Entri Populer

 
Blogger Templates