Minggu, 03 Juni 2012

Simplicity is the Best

Jika dulu perbandingan antara keinginan dan kebutuhan adalah 60 : 40. Banyak keinginan2 yang sebetulnya bila dipikir tidak terlalu urgen untuk dimiliki atau dilakukan. Kini aku merubah perbandingan itu menjadi 40 : 60. Atau bahkan bisa menjadi 20 : 80. Apa artinya? Keinginan yang tidak begitu penting bisa aku tekan hingga 20%, aku hanya betul2 membeli dan melakukan  apa yang benar2 aku butuhkan sebesar 80%. Manusiawi jika kita memiliki bermacam-macam keinginan. Padahal belum tentu keinginan tersebut adalah hal yang sangat kita butuhkan. Dalam kondisi tertentu kita harus bisa memilah dan seleksi betul terhadap apa yang menjadi kebutuhan kita. Hidup simplicity seperti yang diajarkan oleh pak Heppy Trenggono sungguh banyak membantuku dalam menata kembali kehidupanku. Aku menjadi lebih menghargai setiap tetes rupiah yang aku dapatkan sebagai rejeki Allah yang tak ternilai harganya, dan aku harus mempertanggungjawabkan setiap rejeki yang aku peroleh untuk hal-hal yang benar2 bermanfaat.

Nih contoh cara senang dengan simplicity, hehe..
Hari Minggu ini Kakak ngajakin berenang. Hah, mau berenang dimana? tanyaku.  Ternyata Kakak sudah punya rencana untuk berenang di rumah dengan kolam renang yang baru dibelinya seminggu yang lalu. Kolam itu sengaja dia beli untuk bisa bermain bersama adiknya tersayang Dio. Alhamdulillah..Kakak sudah bisa berpikir simplicity, hehe.

Senyum gembira mereka adalah kebahagiaanku

Coba kita hitung ya, andai berenang di kolam renang dekat rumahku, biaya masuk per-orang Rp. 30.000, jadi untuk 3 orang Rp. 90.000. Biasanya di dalam ada permainan2 yang mengharuskan kita menyewa ban pelampung besar. Katakanlah sewa pelampung adalah Rp. 10.000. Kemudian setelah berenang sudah pasti anak-anak laper, sedangkan peraturan yang berlaku dilarang membawa makanan atau minuman ke dalam area kolam renang. Alhasil setelah berenang anak-anak pasti minta beli makan, minimal makan pop mie lah. 2 mangkuk pop mie Rp. 10.000, 2 minum Rp. 10.000. Nah total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 120.000. Jika berenang (eh tepatnya main airlah) di rumah dengan menggunakan kolam renang plastik adalah. Kolam hanya perlu dipompa dengan pompa listrik, biaya listrik diperkirakan Rp. 2.000. Kemudian diisi air PDAM, biaya air diperkirakan Rp. 1000. Biaya makan? ya pasti gratislah, kan aku pasti masakin buat mereka, hehe. Ditotal biaya main air di rumah hanya habis Rp. 3.000. Sangat signifikan perbedaannya kan? Anak-anak tetap merasa senang, main air sambil disuapin pula, hati senang perut kenyang. Dan  aku bisa menyaksikan mereka tertawa lepas penuh keceriaan. Aku dan suami ikut merasakan betapa senangnya anak2. Sepertinya semua masalah dan beban kami hilang begitu saja. Hmm..Alhamdulillah ya..
Semoga Allah SWT menjadikan kami keluarga yang selalu bersyukur atas setiap tetes kenikmatan hidup yang kami rasakan. Hidup simplicity ternyata begitu menyenangkan.

Entri Populer

 
Blogger Templates