Rabu, 01 Desember 2010

Astaghfirullah...maafkan bunda ya sayang..

Pagi seperti biasa, aku terbangun pukul 04.30, ambil air wudhu dan sholat subuh. Selesai sholat aku nyalakan TV dan aku tune di MNCtv. Aku liat ada ustad Yusuf mansur yang memberikan tausiah tentang hikmah kejadian. Begitu serius aku dengarkan ceramahnya, selalu membuat hati menjadi adem dan membuat ingin selalu bersyukur kepada Allah SWT. Anak ke 2 ku terbangun, seperti biasa kakaknya selalu ikut terbangun bila si kecil bangun. Mereka berdua terlihat saling ngobrol dan bergurau dengan bahasanya sendiri, sementara aku serius menatap dan mendengarkan ceramah ustad Yusuf. Allahu akbar setiap aku menyaksikan ceramahnya seolah seperti memberi solusi terhadap masalah yg sedang aku hadapi, setidaknya solusi dalam menyikapi masalah dan mengingatkan untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT.

Kemudian Rafy, anak sulungku mengambil beberapa kue dan memakannya sambil menjaga adiknya Dio. Karena tidak habis dia berikan sisanya kepadaku. Aku menolak karena belum mandi dan sikat gigi, pasti akan terasa tidak enak di mulut. Tapi Rafy memaksa dan aku menjadi sedikit emosi. Akhirnya dia geletakkan kue itu di kasur, aku spontan marah dan memerintahkan Rafy untuk mengembalikan kue tersebut ke toples tempat dia ngambil kue, sambil aku sedikit menggerutu, kalau tidak habis kenapa ambil kuenya banyak2?
Aku suruh Rafy untuk kembalikan kue tersebut ke tempatnya, eh diam saja seolah tidak peduli pada kata2 bundanya. Emosi di pagi hari terasa semakin naik, aku jewer dia sekeras2nya. Spontan dia meringis kesakitan. Aku beranjak dari kasur dan keluar kamar sambil kugendong Dio dan mempersiapkan air panas untuk mandinya.
Tak lama Rafy keluar kamar dan membawa kuenya kembali ke toples dia ambil tadi sambil bilang padaku "sudah nda' " dengan mata merah dan berkaca.
Subhanallah...ya Allah apa yg sudah aku lakukan padanya? Aku menjewernya keras sehingga dia menangis. Spontan aku peluk anakku Rafy, aku menangis dan minta maaf padanya. Diapun menangis terisak2. Ya Allah, aku telah menyakiti anakku, aku telah membuat anakku menangis. Rasa menyesal tak terkira dihatiku. Kami berdua menangis dan berpelukan.
Ampuni hamba ya Allah..
Seharusnya aku melindungi dan mendidiknya, bukan menyakitinya.

Entri Populer

 
Blogger Templates